ADE
GASE
(Besame Cik Surdia)
Ade
Gase,
begitulah ungkapan orang Belitung bila
menyaksikan suatu tindakan atau sikap seseorang yang tidak sesuai dengan semestinya. Itulah
ungkapan yang terlontar dari mulutku
setelah aku melihat kiriman foto dan membaca chat di WhatApp dari wali kelas anak
bungsuku. Pada awalnya aku merasa kaget meliat aksi foto si bungsu, yang
terkesan masabodoh itu. Jujur saja
ketika itu dalam hatiku terbesit
rasa marah karena sibungsu terlihat tidak bersalah, padahal sesungguhnya dia
ada dalam masalah. Aku pun rasanya tidak sabar
ingin segera bertemu dengan si bungsu
dan ingin menanyakan langsung kepadanya
bagaimana kejadian itu di TKP.
Tidak menunggu waktu lama,
setelah waktu istirahat tiba aku segera
bergegas pergi ke SD untuk menjemput si
bungsu dan kembarannya. Begitu aku tiba disana ternyata si bungsu sudah
dijemput kakek mereka, aku pun segera menyusul
mereka pulang kerumah. Begitu aku
tiba di rumah aku dapati keduanya masih bergembira, tertawa terbahak-bahak bersama. Menyaksikan tingkahlaku mereka, aku
hanya menggeleng-gelengkan kepala. Disaat
tertawa mereka mulai redah, aku mulai bertanya kepada keduanya “Heiii
dayang-dayang lagi ngobrol apa?” si
bungsu yang biasa aku panggil Dedek
Conel segera menjawab “lagi
cerita pengalaman kena hukum, begitu ibuku yang cantik yang aku sayangi”. Melihat
tingkah-laku keduanya, aku pun tersenyum,
dan rasa jengkelku pun hilang. Bagaimana tidak? Dia bersimpuh memohon kedapaku,
dia berharap supaya aku tidak marah kepada dirinya. Apa yang dia katakan “Ibu yang cantik, jangan
marah ya…please deh tadi malam Dedek berbohong bilang sama ibu tidak PR” dengan
raut wajah tak bersalah sambil menyusun jari-jari kedua tangannya, dia mengedip-ngedipkan
kedua bola matanya, serta berulang-ulang dia
mengatakan “please deh ibuku yang
cantik”.
Akhirnya aku duduk dan meminta dia untuk menceritakan apa yang dia alami disekolah pada hari itu.
Dia pun sambil tersenyum-senyum menceritakan kejadian yang dia alami di sekolah pada
hari itu. Kata pak guru Dedek
“Amirah jangan diulang lagi ya”.
Disore hari setelah ayahnya
pulang, sibungsu melaporkan kejadian yang dia alami di sekolah
pada hari itu. Sambil memperlihatkan
fotonya di HP. Melihat aksi itu ayahnya langsung melontarkan omongan “ Dedek kamu itu di hukum, bukan buat iklan” jangan diulang lagi!. Begitulah sepenggal
cerita kejadian berkesan si bungsu.
Apakah ini pengaruh zaman?
BalasHapus